Today:Thursday, 25 April 2024

Tren Menu Diet Sehat di 2021 Menurut Ahli Gizi

Mengenali Tren Menu Diet Sehat di 2021 Menurut Ahli Gizi

Diet pada dasarnya ditujukan untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Kelebihan berat badan menjadi salah satu dari faktor munculnya berbagai penyakit berbahaya, seperti penyakit jantung, hipertensi, diabetes dan sebagainya. Tidak hanya menurunkan berat badan dan mencegah masalah kesehatan, diet juga banyak dilakukan untuk mencegah dan mengobati kondisi medis tertentu. Oleh karena itu, sebelum melakukan diet, ada baiknya mengetahui berbagai jenis diet yang sesuai dengan kondisi tubuh Anda.

Diet Mediterania

Diet Mediterania merupakan pola makan yang dibuat berdasarkan apa yang dikonsumsi dari berbagai makanan tradisional di sekitar laut Mediterranean, seperti Italia, Spanyol, dan Yunani. Dikenal sejak tahun 1960-an, karakteristik dari diet ini mengutamakan keseimbangan pola makan yang menggunakan bahan-bahan yang bersumber dari tumbuhan yang kaya akan karbohidrat kompleks, vitamin, mineral, serta kandungan antioksidan. Berbagai sumber kaya protein dan lemak seperti daging merah, ikan, daging putih (unggas) dan telur juga termasuk dalam pola konsumsi Mediterania, hanya saja dikonsumsi dengan frekuensi yang lebih sedikit.

Dilansir oleh US News, diet ini tidak diciptakan oleh masarakat Mediterania, melainkan oleh Harvard School of Public Health dan sebuah LSM di USA, bernama Oldways yang menciptakan diet tersebut berdasarkan prinsip pola makan di Mediterania.

Berbagai penelitian epidemiologi membuktikan bahwa diet ini terbukti mengurangi angka kematian akibat penyakit seperti penyakit jantung dan penyakit kardiovaskuler. Selain itu, diet Mediterania juga dapat membantu mencegah penyakit kognitif seperti Alzheimer dan Parkinson, serta kanker payudara.

“Bukan hanya diet pola makan, diet Mediterania adalah komitmen gaya hidup.”

Rahaf Al Bochi, RD, LD, CDE, Nutrisionis US

Kenali menu diet Mediterania paling dasar berikut ini:

Diet 16/8 (Intermittent Fasting)

Teorinya, diet ini adalah cara paling nyaman dilakukan untuk menurunkan berat badan, dibandingkan dengan rencana makan yang membutuhkan penghitungan kalori. Metode Intermittent Fasting cenderung lebih mengatur kebiasaan makan dibandingkan dengan pengurangan atau pembatasan makan alias “puasa”.  Pada dasarnya, metode berpuasa selama 16 jam, kemudian bebas makan apa saja selama 8 jam berikutnya, setiap hari. Pendekatan yang paling banyak diteliti adalah makan selama 8 jam, antara pukul 10 pagi dan 6 sore.

Inspirasi menu diet yang cocok untuk pemula, dari Melissa Merrier, ahli diet dan Marketing Communication Assistant asosiasi Dietitian Connection:

    • Telur dadar, tomat ceri, dan 3  telur ditaburi keju kambing, disajikan dengan sepotong roti gandum dan seperempat alpukat;
    • Dua potong roti gandum utuh, masing-masing dengan seperempat alpukat, beberapa potong tomat, sepotong keju, dan banyak lada hitam yang baru dipecah;
    • Delapan roti gandum utuh dengan hummus dan tuna dalam minyak zaitun yang dikeringkan, disajikan dengan sayuran fresh yang dicincang;
    • Salad lentil (jenis kacang-kacangan yang terkenal di Timur Tengah): lentil hijau, tomat ceri, mentimun, dan saus lemon jahe;
    • Sebungkus gandum utuh diisi dengan dua telur rebus (dihaluskan dengan sedikit mayo) dan salad sayuran;
    • Salad yang terbuat dari sayuran panggang, quinoa dan sayuran, dengan seperempat alpukat dan saus balsamic;
    • Semangkuk burrito yang terbuat dari paha ayam panggang, nasi basmati merah, kacang hitam, jagung bakar dan tomat, bawang bombay dan saus jeruk nipis;
    • Salmon panggang disajikan dengan ubi panggang dan sayuran tumis;
    • Lentil merah, labu dan rempah, dan sesendok yoghurt Yunani

Diet Fleksibel (Flexitarian Diet)

Diet Flexitarian dibuat oleh ahli diet asal amerika pada tahun 2008, bernama Dawn Jackson Blatner, untuk membantu orang mendapatkan manfaat dari makan vegetarian sambil tetap menikmati produk hewani dalam jumlah yang cukup. Dinamakan Flexitarian, karena merupakan gabungan dari kata fleksibel dan vegetarian. Diet Fleksibel adalah gaya pola makan yang mendorong sebagian besar nabati sambil membiarkan daging dan produk hewani lainnya dalam jumlah sedang. Ini lebih fleksibel dan nyaman dibandingkan dengan diet vegetarian atau vegan.

Vegetarian menghilangkan daging dan makanan hewani lainnya, sementara vegan sepenuhnya membatasi daging, ikan, telur, susu, dan semua produk makanan yang berasal dari hewan.

Diet fleksibel ini tidak memiliki aturan yang mengikat secara tegas tentang penghitungan jumlah kalori dan nutrisi makro yang direkomendasikan. Faktanya, diet Flexitarian lebih merupakan gaya hidup daripada diet.

Pola makan tersebut didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

Nah, setelah mengetahui beberapa jenis diet di atas, sudahkah kamu menentukan jenis diet mana yang cocok untuk kamu? Ingat ya, karena diet bukan hanya tentang mengurangi porsi dan menghitung kalori, diet yang sehat merupakan bagian dari komitmen yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.

 “Diet yang paling baik adalah menjaga pola makan gizi seimbang dan bervariasi, untuk berbagai jenis tipe diet tertentu perlu kamu konsultasikan dengan Ahli Gizi

Jika masih bimbang menentukan menu diet hari ini dan beberapa bulan berikutnya, pastikan sirka.io menjadi bagian dari partner diet kamu. Karena bukan hanya membantu mengelola target diet kamu, pendampingan sampai target terwujud tersebut merupakan komitmen Sirka, untuk kamu. Yuk daftar untuk mengikuti programnya!

Referensi:
Dietitian Connection: dietitianconnection.com

Share