Pernahkah kamu melihat ke isi kloset setelah kamu melaksanakan panggilan alam sebelum menyiramnya? Apakah BAB-nya cair atau padat? Apa warnanya? Ternyata hal tersebut bisa dijadikan indikator kesehatan.
Bagaimana ciri-ciri BAB normal dan tidak normal? Bagaimana solusinya jika BAB tidak normal?
Meski aromanya tidak sedap dan tidak enak dipandang di mata, jika kamu BAB setiap hari, maka itu adalah pertanda bahwa tubuhmu memiliki sistem pencernaan yang sehat.
BAB diperlukan untuk mengeluarkan “sampah” dan racun dari tubuh. Karena itu, BAB perlu dikeluarkan secara rutin sesuai dengan frekuensi yang sehat.
Jadi, bersyukurlah jika kamu masih mendapatkan panggilan alam secara rutin setiap hari (sesuai dengan frekuensi dan konsistensi).
Dikutip dari Krause and Mahan’s Food & Nutrition Care Process, bentuk BAB normal adalah mirip dengan sosis/ular atau bentuk sosis dengan ada “retakan” di permukaannya. Alasan mengapa bentuk/konsistensi tersebut dikatakan normal karena bentuk tersebut adalah cerminan bentuk usus.
Bentuk/konsistensi selain itu (terlalu padat/cair) adalah tanda antara sembelit (konstipasi), diare, atau penyakit lainnya seperti IBD.
Berikut tabel penjelasan konsistensi BAB dan pengertiannya
Tabel 1. Bentuk/Konsisten dari BAB dan Maknanya
Bentuk | Normal atau gejala lainnya |
Gumpalan keras dan terpisah | Sembelit (konstipasi) berat |
Lumayan keras dan mirip sosis | Sembelit (konstipasi) ringan |
Bentuk sosis dengan ada retakan di permukaannya | Normal |
Ular atau sosis lembut | Normal |
Gumpalan lunak | Kurang serat |
Konsistensi lembek | Diare ringan |
Cair tanpa ada padatan sedikit pun | Diare berat |
BAB yang (bentuknya) terlalu keras dapat menyebabkan ambeien/wasir.
Sebenarnya tidak ada aturan baku tentang berapa frekuensi BAB normal. BAB 3x dalam sehari atau 3x dalam seminggu masih bisa dikatakan normal.
Dikutip dari healthline, frekuensi BAB dapat dipengaruhi oleh:
Asupan serat (baik itu larut dalam air atau tidak) dapat memadatkan dan mendukung kelancaran BAB. Jika kamu kurang asupan serat, kamu mungkin tidak akan BAB secara rutin.
Semakin tua umur, semakin besar peluang untuk mengalami konstipasi. Hal ini terjadi karena berkurangnya fungsi lambung, berkurangnya mobilitas, dan konsumsi obat yang menghambat pencernaan.
Gerakan usus bagian dalam (peristalsis) adalah gerakan untuk mendorong makanan untuk dicerna dan dikeluarkan sebagai feses/tinja.
Aktivitas fisik dapat mendukung gerakan tersebut.
Penyakit kronis seperti IBD dapat menyebabkan naiknya frekuensi BAB dan juga sembelit.
Selain 4 hal ini, beberapa indikator seperti BAB berdarah, tidak BAB lebih dari tiga hari, dan sakit perut bisa menjadi tanda bahwa kamu harus segera ke dokter.
Semua orang pasti ingin BAB normal. Sayangnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan BAB tidak normal, antara lain:
Segera ke dokter jika mengalami hal berikut:
Cara penyembuhan BAB tidak normal akan dilakukan oleh dokter bergantung dari diagnosis dan akar penyebab masalahnya.
Bagaimana cara pencegahannya?
Berikut ini cara yang bisa dilakukan agar kamu bisa BAB normal.
BAB normal adalah salah satu tanda bahwa sistem pencernaanmu bekerja dengan baik dan optimal.
Jika kamu ingin mengonsumsi produk sehat dan berserat tinggi untuk pencernaanmu, ayo klik link ini!
2 Cara Menjaga Kesehatan Usus Halus Usus halus merupakan salah satu organ paling panjang dalam…
Serat untuk Kesehatan Jantung - Bagaimana Perannya? Konsumsi serat yang adekuat diketahui bermanfaat untuk kesehatan…
Makanan Rendah Serat - Contoh dan Cara Mengonsumsinya Konsumsi makanan rendah serat adalah salah satu…
Diet Tinggi Serat - Manfaat dan Cara Menerapkannya Berbagai macam jenis diet disarankan untuk menurunkan…
Mounjaro - Obat Diabetes yang bisa Menurunkan Berat Badan? Pada beberapa kasus, orang dengan berat…
Plenity - Perangkat Medis yang Meningkatkan Rasa Kenyang? Obat dan perangkat diet merupakan hal yang…