Today:Monday, 29 April 2024
uremia dapat menyebabkan kerusakan ginjal

Uremia – Penurunan Fungsi Ginjal

Uremia

Akhir-akhir ini ramai diberitakan media masa mengenai gagal ginjal akut pada anak. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia gagal ginjal akut pada anak ini terjadi sejak awal tahun 2022. Angka gagal ginjal akut pada anak ini angkanya terus meningkat dari awal 2022 hingga akhir 2022. Obat sirup yang tercemar menjadi salah satu penyebab kejadian ini. Gagal ginjal akut dicirikan dengan penurunan fungsi ginjal. Penurunan fungsi ginjal sendiri disebut sebagai uremia. Apa itu uremia? Dan apa saja tanda-tandanya?

Mengenal Uremia

Uremia adalah perburukan fungsi ginjal. Ginjal adalah organ penting pada tubuh yang terletak di bagian pinggang. Manusia memiliki dua ginjal. Fungsi ginjal adalah untuk menyaring racun dan kotoran kemudian membuangnya lewat air kencing. 

Selain itu, ginjal juga bertugas untuk mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh. Ginjal bekerja mengatur keseimbangan cairan pada tubuh dengan cara mengeluarkan air yang berlebihan dari tubuh lewat air kencing. 

Di samping itu, ginjal juga bertugas mengatur keseimbangan elektrolit pada tubuh. Ginjal ibaratnya adalah sebuah penyaring besar dari sistem pembuangan tubuh. Ginjal dapat menahan elektrolit pada tubuh jika tubuh sedang kekurangan elektrolit, atau ginjal dapat membuang elektrolit tubuh ketika terjadi kelebihan. 

Uremia terjadi ketika fungsi-fungsi ginjal yang sudah disebutkan di atas mengalami gangguan dan menimbulkan banyak gejala.

Penyebab dan Faktor Risiko Uremia

Uremia dapat muncul dari berbagai penyakit ginjal murni atau disebabkan oleh penyakit sistemik yang dapat menyebabkan gangguan ginjal. 

Salah satu penyakit ginjal murni adalah glomerulonefritis, yang merupakan peradangan pada alat saring dari ginjal. 

Penyakit sistemik lain juga dapat menimbulkan uremia. Penyakit sistemik adalah penyakit yang terjadi pada berbagai organ tubuh namun menyebabkan kerusakan sistemik (pada seluruh tubuh). Penyakit sistemik yang dapat menimbulkan uremia adalah diabetes melitus dan lupus. 

Selain itu hipertensi juga dapat menimbulkan uremia. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah. Ketika tekanan pada pembuluh darah tinggi maka tekanan pada penyaring darah yaitu ginjal akan tinggi pula. Jika kondisi ini berlangsung dalam waktu lama maka ginjal akan rusak dan timbulah uremia. 

Tanda dan Gejala Uremia

Uremia umumnya terjadi ketika gangguan pada ginjal sudah terjadi dalam waktu yang cukup lama dan sudah mencapai tahap yang berat. Uremia dapat terjadi secara cepat (akut) atau dalam kurun waktu yang lama (kronis). 

Gejala pada uremia biasanya adalah mual, muntah, kelelahan, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, kram pada otot, gatal, dan penurunan kesadaran. Gejala-gejala ini muncul karena gangguan metabolik akibat kerusakan ginjal. 

Pada beberapa kasus yang jarang, pendarahan dari saluran cerna seperti muntah darah atau buang air besar dengan feses hitam/merah dapat terjadi. Selain itu pada sebagian kecil pasien dapat muncul napas yang berbau amonia. 

Diagnosis dan Pengobatan Uremia

Jika kamu mencurigai seseorang menderita uremia, segera kunjungi dokter terdekat. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis uremia. Diagnosis uremia dilakukan dengan pemeriksaan darah untuk melihat adanya creatinine clearance. Diagnosis uremia mulai menimbulkan gejala ketika creatinine clearance mencapai < 10 mL/menit. 

Pengobatan uremia didasarkan pada penyebab terjadinya uremia. Misalnya, hipertensi merupakan penyebab uremia, pasien akan diberikan obat penurun tekanan darah. 

Sedangkan terapi untuk uremia sendiri didasarkan pada beratnya penyakit. Pada penyakit yang ringan maka pasien dapat diberikan obat-obatan oleh dokter untuk meminimalisasi kerusakan pada ginjal. Pada penyakit yang berat, dokter akan melakukan terapi penggantian ginjal atau renal replacement therapy. Pengobatan ini dilakukan dengan cuci darah atau transplantasi ginjal. 

Pencegahan Uremia

Uremia adalah penyakit yang dapat dicegah. Pencegahan uremia didasarkan pada hal-hal yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal. 

1. Hindari Meminum Obat tanpa Anjuran Dokter

Sebagian obat memiliki efek yang merusak ginjal. Obat seperti ini hanya diberikan dengan pengawasan dokter. Mengonsumsi obat tanpa resep dokter dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal. Jika sakit berobatlah ke dokter dan hanya konsumsi obat yang diresepkan oleh dokter. 

2. Tangani Faktor Risiko

Diabetes melitus dan hipertensi adalah dua penyebab uremia yang paling sering. Jika kamu menderita penyakit ini segera berobat rutin ke dokter agar hipertensi dan diabetes melitus tidak sampai menimbulkan uremia. 

3. Minum Air yang Cukup

Untuk memelihara ginjal agar tetap sehat, konsumsi air putih yang cukup. Batasi minuman manis, dan pilihlah air putih sebagai sumber air utama.

Jangan berlebihan dalam konsumsi air, namun juga jangan terlalu sedikit dalam konsumsi air. Konsumsi air yang baik adalah sekitar 2 liter per hari, atau setara dengan 8 gelas air. 

Yuk, Cegah Uremia

Uremia dapat dicegah dengan gaya hidup sehat dan rutin memeriksakan diri ke dokter. Ginjal adalah salah satu organ penting pada tubuh. Kerusakan pada ginjal dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Mari investasikan waktu, tenaga, dan kemampuan finansial untuk mencegah terjadinya uremia untuk masa depan yang cerah. 

Share