Deprecated: The PSR-0 `Requests_...` class names in the Requests library are deprecated. Switch to the PSR-4 `WpOrg\Requests\...` class names at your earliest convenience. in /opt/wordpress/blog/wp-includes/class-requests.php on line 24
Antenatal Care - Seberapa Penting? - Sirka.io
Kesehatan Perempuan

Antenatal Care – Seberapa Penting?

Antenatal Care

Antenatal care, tentunya istilah ini sudah tidak asing bagi para calon ibu. Antenatal care atau pemeriksaan kehamilan adalah serangkaian pemeriksaan yang sangat penting untuk memantau tumbuh kembang janin di perut ibu.

Apa saja yang diperiksa? Kapan ibu harus melakukan antenatal care? 

Apa itu Antenatal Care?

Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI eksklusif, serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan baik.

Antenatal care ini dapat dilakukan oleh bidan, dokter umum, maupun dokter spesialis kandungan pilihanmu. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di fasilitas kesehatan pertama seperti Puskesmas, klinik bidan atau dokter, hingga rumah sakit.

Apa Saja Pemeriksaan yang Dilakukan saat Antenatal Care?

Ada 10 hal yang dilakukan saat antenatal care yaitu:

1. Penimbangan Berat Badan

Peningkatan berat badan ibu selama hamil harus terus dipantau. Penambahan berat badan yang kurang atau lebih dari rekomendasi mungkin berkaitan dengan masalah pertumbuhan dan perkembangan janin. 

Ibu dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) normal disarankan untuk mengalami pertambahan berat badan total sebanyak 11,3-15,8 kg selama hamil. 

2. Pengukuran Tinggi Badan

Tinggi badan biasanya diukur pada kunjungan pertama dan dicatat pada buku KIA. 

Tinggi badan penting untuk diketahui untuk menghitung indeks massa tubuh ibu dan risiko panggul sempit pada ibu dengan tinggi <145 cm. 

Ibu yang memiliki panggul sempit, maka kemungkinan untuk melahirkan secara normal pervaginam lebih kecil jika dibandingkan dengan ibu yang memiliki tinggi normal. 

3. Pengukuran Tekanan Darah

Pemeriksaan tekanan darah wajib dilakukan pada setiap kunjungan. Normalnya tekanan darah berkisar antara 110/80 hingga 140/90 Hal ini penting terutama untuk skrining pre-eklampsia. Tekanan darah yang tinggi pada masa kehamilan berisiko terjadinya beberapa komplikasi seperti hipertensi kehamilan dan preeklampsia. 

4. Penilaian Status Gizi

Status gizi ibu dapat diperiksa melalui pengukuran lingkar lengan atas (LILA). LILA kurang dari 24,5 cm dapat mengindikasikan bahwa ibu Kekurangan Energi Kronis (KEK), sehingga dibutuhkan pemberian makanan tambahan oleh ahli gizi. 

5. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri, Penentuan Persentase Janin dan Denyut Jantung Janin

Tinggi fundus uteri atau ukuran puncak rahim merupakan indikator yang dapat membantu bidan atau dokter untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan janin. Tinggi fundus uteri normalnya akan membesar seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. 

Posisi janin di perut ibu dan detak jantung janin (DJJ) juga sangat penting untuk diperiksa. Kesejahteraan janin dapat diketahui melalui pergerakan janin di perut ibu dan DJJ normal, yaitu 120-160x/menit. 

6. Skrining Status Imunisasi Tetanus Toksoid

Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) merupakan imunisasi wajib yang penting untuk melindungi ibu dan janin terhadap penyakit tetanus. Imunisasi TT seharusnya sudah diterima sejak bayi. 

Namun, pada ibu yang belum pernah imunisasi sama sekali, maka dapat dilakukan suntik TT dengan rincian sebagai berikut:

  • TT1: kunjungan pertama (sedini mungkin saat kehamilan)
  • TT2 : 4 minggu setelah TT1
  • TT3: 6 bulan setelah TT2
  • TT4: 1 tahun setelah TT3
  • TT5: 1 tahun setelah TT4

7. Pemberian Tablet Tambah Darah

Tablet tambah darah dapat diberikan sejak sebelum hamil atau sedini mungkin. Ibu hamil disarankan mengonsumsi 90 tablet tambah darah selama kehamilannya. 

Pada ibu hamil trimester 1 yang mengalami keluhan mual-muntah, konsumsi tablet tambah darah dapat dimulai pada trimester 2 ketika hormon cenderung lebih stabil dan keluhan berkurang. 

8. Pemeriksaan Lab Sederhana

Ibu hamil juga wajib melakukan pemeriksaan lab sederhana, diantaranya periksa golongan darah, hemoglobin (Hb), dan glikoprotein urin. Triple eliminasi penyakit infeksi (HIV, sifilis, hepatitis) juga wajib dilakukan pada trimester 1.

9. Tata Laksana Kasus

Beberapa ibu hamil mungkin memerlukan tatalaksana yang lebih apabila terdeteksi adanya komplikasi. Tenaga kesehatan juga dapat melakukan kolaborasi atau rujukan berencana apabila ditemui risiko komplikasi pada ibu dan janinnya. 

10. Temu Wicara/Konseling

Pada tiap kunjungan antenatal care, tak hanya pemeriksaan fisik atau laboratorium yang dilakukan. Namun, konseling juga merupakan hal yang sangat penting. 

Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan perencanaan kontrasepsi postpartum merupakan topik yang wajib dibahas di trimester 3. Hal ini penting untuk membantu agar persalinan dan masa nifas ibu berjalan dengan baik.

Kapan harus Melakukan Antenatal Care?

Pada masa pandemi Covid-19 ini, pelayanan antenatal care pada kehamilan normal dilakukan minimal 6x dengan rincian berikut:

  • Dua kali di Trimester 1
  • Satu kali di Trimester 2
  • Tiga kali di Trimester 3

Selain itu, dari enam kali kunjungan tersebut diharapkan minimal 2x diperiksa oleh dokter saat kunjungan ke-1 di Trimester 1 dan saat kunjungan ke-5 di Trimester 3. 

Frekuensi antenatal care yang lebih sering mungkin diperlukan pada ibu hamil dengan risiko tinggi. Hal ini karena, pada ibu hamil dengan risiko tinggi, komplikasi kehamilan, persalinan maupun nifas lebih rentan terjadi.

Manfaat Antenatal Care

Antenatal care sangat penting dilakukan selama hamil karena memiliki banyak manfaat, diantaranya yaitu:

  1. Memantau kemajuan proses kehamilan.
  2. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin terjadi saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakit dan tindakan pembedahan.
  3. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
  4. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan selamat serta meminimalkan trauma persalinan.
  5. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
  6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak agar dapat tumbuh kembang dengan normal.
  7. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dan pemberian ASI eksklusif pada bayinya.

Antenatal Care Berkualitas Demi Ibu dan Bayi Sehat!

Antenatal care yang berkualitas dan dilakukan sesuai waktu yang direkomendasikan, sangat berpengaruh pada kesehatan ibu dan janin. Dengan antenatal care rutin, risiko komplikasi dapat diminimalkan. Yuk, segera periksakan kehamilanmu ke tenaga kesehatan!

Jika kamu ingin kesehatan selama kehamilan lebih terjaga, ayo klik link ini!

Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

View Comments

Share
Published by
Renata Alya Ulhaq, S.Keb., Bd# and Ainy Suchianti, S.Gz#

Recent Posts

Dulaglutide – Obat Diabetes yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Dulaglutide - Obat Diabetes yang bisa Menurunkan Berat Badan? Terdapat banyak pilihan obat diabetes saat…

5 hours ago

Tirzepatide – Obat Diabetes yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Tirzepatide - Obat Diabetes yang bisa Menurunkan Berat Badan? Orang dengan Diabetes Mellitus seringkali harus…

6 hours ago

Sermorelin – Obat untuk Pertumbuhan yang bisa Menurunkan Berat Badan?

Sermorelin - Obat untuk Pertumbuhan yang bisa Menurunkan Berat Badan? Banyak obat yang akhir-akhir ini…

6 hours ago

2 Cara Menjaga Kesehatan Usus Halus

2 Cara Menjaga Kesehatan Usus Halus Usus halus merupakan salah satu organ paling panjang dalam…

3 days ago

Serat untuk Kesehatan Jantung – Bagaimana Perannya?

Serat untuk Kesehatan Jantung - Bagaimana Perannya? Konsumsi serat yang adekuat diketahui bermanfaat untuk kesehatan…

3 days ago

Makanan Rendah Serat – Contoh dan Cara Mengonsumsinya

Makanan Rendah Serat - Contoh dan Cara Mengonsumsinya Konsumsi makanan rendah serat adalah salah satu…

3 days ago