Today:Monday, 20 May 2024
dampak stunting itu harus dicegah

Bagaimana Dampak Stunting terhadap Tubuh Anak?

Dampak Stunting

Stunting adalah masalah kesehatan global yang serius, terutama di negara berkembang. Kondisi ini memengaruhi 149 juta anak di seluruh dunia. Menurut World Health Organization (WHO), stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari rata-rata anak seusianya sebesar dua standar deviasi atau lebih. Ini disebabkan oleh kekurangan gizi dan infeksi yang terjadi pada 1.000 hari pertama kehidupan anak (mulai dari kehamilan hingga berusia 2 tahun). Kondisi ini dapat mengganggu perkembangan sistem saraf pusat dan berdampak pada fungsi kognitif. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang stunting, dampaknya pada perkembangan anak, serta bagaimana cara mencegahnya. Menurut sebuah publikasi ilmiah yang diterbitkan oleh Acta Biomedica berikut adalah dampak stunting yang dapat terjadi pada anak hingga anak tersebut menjadi dewasa.

Dampak Stunting Terhadap Perkembangan Sistem Saraf Pusat dan Fungsi Kognitif

Stunting dapat memengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf pusat anak. Anak-anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan perkembangan otak dan keterlambatan mental. Dalam jangka panjang, anak-anak yang mengalami stunting dapat mengalami gangguan psikososial dan kesulitan belajar di sekolah.

Dampak Stunting Terhadap Risiko Obesitas

Anak yang mengalami stunting pada awal kehidupan lebih rentan terhadap obesitas di kemudian hari. Kondisi ini terkait dengan perubahan metabolisme tubuh yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak yang mengalami stunting pada usia dini cenderung memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dan massa otot yang lebih sedikit. Kondisi ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan energi dan menyebabkan kelebihan berat badan atau obesitas.

Dampak Stunting Terhadap Endokrinopati

Stunting juga dapat memengaruhi sistem endokrin anak. Hormon pertumbuhan dan hormon lainnya yang berperan dalam pengaturan metabolisme tubuh dapat terganggu akibat stunting. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kadar hormon pertumbuhan yang lebih rendah dan lebih rentan terhadap gangguan kelenjar tiroid.

Dampak Stunting Terhadap Hipertensi

Anak yang mengalami stunting juga lebih rentan terhadap hipertensi atau tekanan darah tinggi di kemudian hari. Hal ini terkait dengan perubahan metabolisme tubuh yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan.

Anak-anak yang mengalami stunting pada usia dini juga cenderung memiliki resistensi insulin yang lebih tinggi dan kadar kolesterol yang lebih tinggi. Kondisi ini dapat menyebabkan peningkatan risiko terjadinya hipertensi di kemudian hari.

Dampak Stunting Terhadap Kapasitas Kerja

Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan fisik dan kognitif yang lebih rendah. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka dalam menjalankan tugas-tugas harian, belajar, dan berinteraksi sosial. Anak-anak yang mengalami stunting juga cenderung lebih rentan terhadap penyakit dan absen dari sekolah atau pekerjaan di kemudian hari.

Stunting adalah Masalah Kesehatanyang Serius

Stunting merupakan masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dampak stunting yang luas, termasuk pada sistem saraf pusat, risiko obesitas, endokrinopati, hipertensi, dan kapasitas kerja, menunjukkan bahwa tindakan pencegahan stunting harus diambil secara serius dan sejak dini. 

Pemenuhan gizi pada ibu sebelum merencanakan kehamilan, pemenuhan gizi pada 1000 HPK, dan monitoring status gizi bayi dan balita secara rutin adalah beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan. Dengan melakukan tindakan pencegahan stunting, kita dapat membantu anak-anak Indonesia mencapai potensi penuh mereka dan mengurangi beban kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Untuk mendapatkan panduan terkait pemenuhan gizi ibu mulai dari masa perencanaan kehamilan hingga menyusui klik link berikut ini!

Share