Today:Saturday, 27 April 2024
berat badan ideal atlet itu relatif

Berat Badan Ideal Atlet – Bagaimana Cara Menentukannya?

Berat Badan Ideal Atlet

Berat badan ideal atlet berbeda dengan masyarakat umum karena memiliki komposisi tubuh yang berbeda pula (komposisi fat mass, fat free mass, dan water content). 

Berat badan adalah salah satu aspek penting yang secara konstan harus dimonitor untuk mendapatkan performa terbaik.

Pada atlet, perbandingannya tentu berbeda karena jumlah kalori yang dipakai, jenis latihan yang dilakukan, dan waktu latihannya sangat berbeda dengan orang normal.

Untuk orang normal, olahraga 3 kali seminggu dengan komposisi 150 menit seminggu sudah sesuai dengan rekomendasi kesehatan WHO.

Sedangkan pada atlet, 150 menit sering kali hanya 1 sesi latihan dan ada 3 sesi latihan setiap harinya.

Oleh karena itu, komposisi tubuhnya akan berbeda, dan jauh tidaknya dibandingkan dengan orang normal tergantung dari pilihan cabang olahraga yang diminati.

Meskipun begitu, cara menghitung berat badan ideal atlet tidak terlalu jauh berbeda dari cara menghitung standar berat badan orang normal.

Cabang Olahraga dan Nomor Pertandingan Memengaruhi Berat Badan Ideal Atlet

Seperti yang kita ketahui, cabang olahraga sangat beragam mulai dari atletik, permainan, bela diri, akuatik, dan lain sebagainya.

Dilansir dari laman resmi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), ada 71 induk cabang olahraga yang resmi terdaftar di Indonesia.

Untuk lebih mudahnya akan dibagi sebagai berikut:

 1. Cabang Olahraga Yang Sensitif Terhadap Berat Badan

Cabang Olahraga (Cabor) yang  termasuk dalam kategori ini menggunakan berat badan untuk menentukan pada kategori apa seseorang bisa bertanding.

Cabang olahraga yang menggunakan sistem ini biasanya berhubungan dengan kontak tubuh seperti beladiri (pencak silat, judo, karate, kempo, dsb), tinju, muay thai, dan MMA.

Atlet dalam beladiri ini biasanya turun satu kelas di bawah berat badan normal mereka untuk memaksimalkan kesempatan. 

Misalnya jika atlet tinju berat badan normalnya 68 kilogram dimana seharusnya masuk middleweight (69 kg), tapi malah memilih turun 1 kelas ke kelas welter weight (64kg). 

Dengan begitu, diharapkan dia memiliki otot yang lebih padat dan kadar lemak yang lebih sedikit akibat dari program latihan yang dilakukan.

Berat badan juga berlaku di cabang angkat berat, dimana kelas dipertandingkan berdasarkan berat badan.

2. Cabang Olahraga Yang Tidak Sensitif Terhadap Berat Badan

Olahraga selain yang di atas memang tidak terlalu mendetail tentang berat badan tapi tetap memiliki panduan sendiri tentang berat badan.

Misalnya untuk atletik lari jarak jauh, hasil riset terhadap para juara dunia menemukan bahwa rata-rata memiliki IMT 17,5  – 20,7 kg/m²

Adapun untuk cabang olahraga lain, rasio keseimbangan IMT sebisa mungkin berada di tingkat normal karena berat badan akan sangat berpengaruh pada performa atlet itu sendiri.

Apakah Indeks Massa Tubuh Berlaku Mutlak untuk Menentukan Berat Badan Ideal Atlet?

Indeks Massa Tubuh (IMT) seringkali digunakan untuk menentukan status gizi dalam skala populasi besar dan juga digunakan di masyarakat awam.

Menghitung IMT sangat mudah dengan formula berikut :

Berat badan (Kg) : Tinggi Badan (m²) = Index Massa Tubuh

Lalu bandingkan dengan kategori ini

Kekurangan berat badan tingkat berat : < 17,0 kg/m²

Kekurangan berat badan tingkat ringan : <18,5 kg/m²

Normal : 18,5 – 25 kg/m²

Kelebihan berat badan tingkat ringan : >25 kg/m²

Kelebihan berat badan tingkat berat : >27 kg/m²

IMT dipilih karena kemudahan penggunaan dan tingkat keakuratan yang cukup merepresentasikan rasio tinggi badan berbanding dengan berat badan.

Meski demikian, IMT tidak bisa mendefinisikan komposisi yang terkandung dalam tubuh seseorang dengan status gizi yang sudah ditentukan oleh IMT.

Komponen seperti fat mass, fat free mass (otot, sendi, ligamen, organ tubuh, tulang, dan lain-lain) serta kadar air tidak bisa dipilah berdasarkan IMT.

Kasus yang terjadi pada atlet maraton yang memiliki IMT di bawah ambang bawah batas normal (17,5 Kg/m²) namun memiliki prestasi yang baik. 

Faktor penentu utama cabor ini adalah endurance dan muscle endurance sehingga tidak membutuhkan massa otot yang besar sehingga IMT-nya bisa di bawah kategori normal. 

Selain itu, kalori yang digunakan juga sangat besar sehingga asupan kalori harian akan terbakar habis ketika latihan dan bertanding.

Di lain pihak, ada juga yang masuk kategori overweight karena membutuhkan massa otot yang besar.

Pada cabor binaraga yang mengutamakan bentuk otot dan massa otot, mayoritas atletnya berada di status overweight. 

Di cabang olahraga ini, overweight bukan berarti buruk karena mayoritas massa tubuhnya berisi otot, sementara kadar lemak dan airnya dipangkas seminimal mungkin.

Hal ini dilakukan agar struktur otot yang dijadikan penilaian utama bisa terlihat dengan jelas karena menentukan nilai estetikanya.

Untuk cabang olahraga combat, olahraga permainan seperti sepak bola, basket dan lain sebagainya  otot yang mendukung pergerakan akan memaksimalkan kelincahan dan kecepatan, serta kontrol gerakan. 

Selain itu dengan otot yang baik maka konversi kekuatan menjadi explosive power dapat diwujudkan.

Langkah Apa yang harus Dilakukan untuk Menentukan Berat Badan Ideal Atlet?

Menentukan berat badan ideal atlet memiliki arti yang lebih kompleks, dimana ideal bukan hanya dalam status gizi tapi juga pencapaian prestasi terbaik.

Berikut adalah langkah yang bisa dilakukan untuk menentukan berat badan ideal atlet.

  1. Cek IMT dan kecenderungan tipe tubuh (ektomorf, endomorf atau mesomorf) yang menentukan kecepatan metabolisme, dan komposisi tubuh (rasio lemak, otot dan kadar air) awal.
  2. Konsultasikan dengan pelatih olahraga, pelatih strength and conditioning dan ahli gizi dengan penyesuaian periodisasi latihan berdasarkan data sebelumnya.
  3. Mulai latihan sesuai dengan periodisasi latihan. Ketika persiapan umum biasanya hanya berupa komponen endurance dan strength sebagai fondasi kapasitas pari.
  4. Masuk ke persiapan khusus tentukan target terbaik berat badan ideal atlet. Estimasikan dengan peak performance dan rencana event kejuaraan dilaksanakan.
  5. Setelah kejuaraan, masuk masa transisi untuk rehat sejenak. Di fase ini, berat badan boleh naik kembali sebelum mengulang fase persiapan umum atau khusus lagi.

Berat Badan Ideal Atlet Itu Relatif, tetapi yang Terpenting adalah Performa dan Prestasi Atletnya

Sekarang sudah tahu ya bahwa bagaimana cara dan tahapan menentukan berat badan ideal atlet. 

Karena beban latihannya atlet sering kali dianggap manusia super yang kebutuhannya di atas manusia normal, sehingga membutuhkan perlakuan khusus untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Untuk mencapai berat badan ideal atlet, diperlukan kerja sama banyak pihak mulai dari atlet hingga pelatih dan tim pendukung lainnya sesuai dengan program yang telah direncanakan.

Dengan mencapai berat badan ideal atlet, diharapkan prestasi tertinggi bisa diraih untuk meningkatkan martabat Indonesia di mata dunia.

Share