Today:Saturday, 18 May 2024
ilustrasi sabun kewanitaan

Sabun Kewanitaan – Apakah Perlu?

Sabun Kewanitaan 

Setiap wanita pasti ingin selalu terlihat cantik dan wangi. Tak hanya wajah dan badan saja, tetapi juga area intim kewanitaan tentunya. Banyak produk kewanitaan bermunculan untuk menjawab keresahan ini. Tetapi, apakah penggunaan sabun kewanitaan memang diperlukan? Apakah aman menurut kesehatan? Simak ulasannya berikut.

Apa itu Sabun Kewanitaan?

Sesuai namanya, sabun kewanitaan adalah sabun yang digunakan pada area intim wanita, khususnya vulva, genita eksterna (organ reproduksi bagian luar) dan liang/pintu vagina. Namun, menurut para ahli, penggunaan produk kewanitaan ini memiliki potensi bahaya yang lebih besar dibandingkan dengan manfaatnya, meskipun produsen mengklaim bahwa produk tersebut natural, lembut, melembabkan, dan aman bagi kulit sensitif. 

Sabun kewanitaan ini sering juga disebut sebagai sabun vagina, tetapi produk ini tidak boleh digunakan pada bagian dalam vagina. Tenaga kesehatan tidak merekomendasikannya karena dapat meningkatkan risiko bakterial vaginosis dan infeksi jamur. 

Vagina memiliki mekanisme self-cleaning. Kamu tidak perlu dan tidak harus memasukkan air atau produk lainnya ke dalam vagina (inilah alasan mengapa vaginal douching atau pembilasan vagina tidak disarankan).

Apakah Sabun Kewanitaan Aman?

Meskipun diklain aman, ternyata sabun kewanitaan dapat menyebabkan beberapa hal berikut:

a. Mengganggu Bakteri Baik

Ada jutaan bakteri baik yang disebut lactobacilli yang membantu menjaga dan mengembalikan keseimbangan pada vagina, termasuk setelah berhubungan seksual dan menstruasi. 

Bakteri ini juga membantu menjaga keseimbangan pH yang sehat, serta melawan organisme penyebab masalah. Apabila keseimbangan lactobacilli pada vagina terganggu, maka dapat meningkatkan potensi infeksi jamur, bakteri, dan infeksi menular seksual. 

b. Iritasi dan Efek Samping Lainnya

Sabun kewanitaan dapat menimbulkan efek samping seperti iritasi, reaksi alergi, dan peradangan pada beberapa orang. Reaksi ini dapat timbul karena kandungan bahan-bahan kimia dan pewangi yang ada di dalam sabun tersebut.

Bagaimana Jika Sudah Terlanjur Menggunakan Sabun Kewanitaan?

Apabila kamu sudah terlanjur dan terbiasa menggunakan sabun kewanitaan dan tidak merasakan efek samping yang mengganggu, maka penggunaan sabun tersebut boleh dilanjutkan, asalkan:

  1. Perhatikan kandungan bahan sabun tersebut. Cari produk yang tidak mengandung bahan kimia, pewangi, dan minyak esensial
  2. Tidak disarankan digunakan setiap hari
  3. Gunakan hanya pada organ kewanitaan bagian luar saja

Bagaimana Cara Menjaga Area Kewanitaan yang Benar?

Berikut rekomendasi dari American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG):

  • Jangan gunakan sabun kewanitaan dan pembalut atau tampon beraroma (mengandung pewangi).
  • Jangan lakukan vaginal douching atau pembilasan bagian dalam vagina dengan cairan tertentu. 
  • Gunakan air hangat untuk membersihkan vulva (bagian luar vagina), sabun dapat mengubah keseimbangan organisme normal di dalam vagina.
  • Bersihkan diafragma, cervical caps dan spermisida setelah digunakan.
  • Gunakan kondom ketika berhubungan seksual untuk mencegah infeksi menular seksual.
  • Bersihkan area kewanitaan dari depan ke belakang setelah BAK dan BAB, serta keringkan sebelum menggunakan celana dalam. 

Kesimpulan

Semua organ tubuh kita memiliki mekanisme pertahanan dirinya sendiri untuk menjaga keseimbangan dan mencegah penyakit. Penggunaan bahan-bahan yang tidak diperlukan justru dapat mengganggu mekanisme alami tersebut. 

Jagalah area kewanitaanmu dengan memperhatikan kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat. Segera hentikan pemakaian produk kewanitaan dan periksakan ke dokter jika kamu merasakan efek samping yang tidak diinginkan. 

Share