Today:Saturday, 11 May 2024
hormon lh dan fsh merupakan contoh hormon pada pria dan wanita

Bagaimana Peran Hormon LH dan FSH pada Wanita dan Pria?

Hormon LH dan FSH pada Wanita dan Pria

Hormon LH dan FSH merupakan dua hormon penting yang mengatur fungsi organ reproduksi pada wanita mau pun pria. Apa saja peran kedua hormon ini pada wanita dan pria? Apa dampaknya jika kadarnya tidak normal di dalam tubuh?

Luteinizing Hormone (LH) pada Wanita

a. Pengertian

Luteinizing Hormone (LH) adalah zat kimia dalam tubuh yang memicu proses penting dalam sistem reproduksi wanita. LH memicu ovulasi dan membantu produksi hormon yang dibutuhkan untuk mendukung kehamilan. LH diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang ada di dalam otak. 

b. Fungsi

Hormon ini adalah pembawa pesan kimia yang memberi sinyal pada organ seks wanita (ovarium), untuk memulai proses yang diperlukan terkait kesehatan reproduksi. Ovarium akan menghasilkan hormon steroid (progesteron dan testosteron) sebagai respon terhadap LH. Pada wanita, LH dilepaskan setelah lonjakan awal pelepasan sel telur (ovulasi). LH dilepaskan secara konstan selama 2 minggu, pelepasan LH ini akan merangsang produksi progesteron ovarium. 

c. Kadar LH Rendah

Kadar LH yang rendah dapat menandakan bahwa ada masalah di kelenjar hipofisismu. Kadar LH rendah dapat disebabkan oleh:

1. Sindrom Kallmann

Kondisi langka dimana produksi testosteron dan estrogen tidak mencukupi.

2. Amenore Hipotalamus Fungsional

Menstruasi tidak normal atau tidak menstruasi yang berkaitan dengan kebiasaan olahraga yang berlebihan.

d. Kadar LH Tinggi

Kadar LH yang tinggi menandakan bahwa organ seks kita tidak menghasilkan cukup hormon steroid yang dibutuhkan untuk proses reproduksi berlangsung. Kadar LH tinggi pada wanita dapat terjadi pada kondisi berikut:

1. Sindrom Turner

Kelainan genetik pada wanita dimana terjadi ketika salah satu kromosom X (kromosom seks) absen atau rusak. Sindrom ini menyebabkan wanita bertubuh pendek dan mengalami gangguan kesuburan.

2. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

Gangguan hormon yang terjadi pada wanita usia subur yang ditandai dengan gangguan menstruasi dan kadar hormon androgen berlebih. 

e. Nilai Normal LH pada Wanita

  • Minggu ke 1-2 menstruasi: 1.37-9 IU/L
  • Minggu ke 2 sebelum ovulasi: 6.17-17.2 IU/L
  • Minggu ke 3-4 menstruasi: 1.09-9.2 IU/L
  • Post menopause: 19.3-100.6IU/L

Follicle-Stimulating Hormone (FSH) pada Wanita

a. Pengertian

Follicle-stimulating Hormone (FSH) adalah hormon yang memiliki peran signifikan pada perkembangan seksual dan reproduksi. FSH juga diproduksi oleh kelenjar hipofisis di otak.

b. Fungsi

1. Fungsi FSH untuk Perkembangan Janin

Pada trimester kedua dan ketiga kehamilan, kelenjar hipofisis janin mengeluarkan FSH dan LH. Kadar hormon ini memuncak pada pertengahan kehamilan saat folikel ovarium pertama matang di janin.

2. Fungsi FSH Selama Pubertas Wanita

Kadar FSH normalnya rendah saat anak-anak. Menginjak usia 10-14 tahun, ketika pubertas, hipotalamus akan memproduksi gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang memicu produksi FSH dan LH. 

Pada wanita, FSH dan LH akan memicu ovarium untuk mulai memproduksi hormon estrogen. Hormon estrogen inilah yang bertanggung jawab atas terjadinya perubahan fisik selama pubertas, misalnya pertumbuhan payudara dan menstruasi. 

Kadar Normal Hormon FSH pada Wanita

  • Sebelum pubertas : 0-4.0 mIU/mL
  • Selama pubertas : 0,3-10 mIU/mL
  • Saat menstruasi : 4,7-21,5 mIU/mL
  • Setelah menopause : 25,8-134,8 mIU/mL

Bagaimana Cara Memeriksa Kadar Hormon LH dan FSH pada Wanita?

Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle-stimulating Hormone (FSH) dapat dicek melalui urin atau darah. Tes ini dapat dilakukan apabila terdapat masalah reproduksi yang menghambat terjadinya kehamilan, atau ketika sedang program hamil. 

Dengan dilakukan tes ini, maka hormon yang berperan dalam kesuburan dan proses reproduksi ini dapat diketahui apabila kadarnya kurang atau melebihi batas normal. 

Hormon LH dan FSH pada Pria

Jika di sesi sebelumnya kita telah membahas peran hormon LH dan FSH pada wanita, mari kita simak peran kedua hormon reproduksi ini pada pria. Simak penjelasannya berikut!

a. Luteinizing Hormone (LH) pada Pria

Jika pada wanita, hormon LH dilepaskan selama 2 minggu sesuai siklus menstruasi, lain halnya pada pria. Pada Pria, LH dilepaskan dengan kecepatan konstan dari waktu ke waktu. 

LH merangsang testis pria untuk menghasilkan testosteron, yaitu hormon yang diperlukan untuk menghasilkan sperma. Testosteron juga bertanggung jawab atas perubahan sekunder pria saat pubertas, seperti suara yang lebih berat, tumbuhnya rambut di tubuh dan pertumbuhan massa otot. LH melepaskan testosteron sejak bayi laki-laki lahir. Kadar hormon ini akan cenderung tetap dan stabil setelah masa pubertas. 

b. Follicle-Stimulating Hormone (FSH) pada Pria

Hormon FSH berfungsi untuk menstimulasi produksi sperma. Bersama dengan hormon testosteron di dalam testis, yang dipicu oleh LH, FSH juga berperan dalam mempertahankan produksi sperma.  

Berapa Kadar Normal Hormon LH dan FSH pada Pria?

Kadar hormon LH dan FSH dapat diketahui melalui pemeriksaan darah. Pada pria dewasa, kadar normal hormon LH sebesar 1.7-8.6 mIU/m. Sedangkan hormon FSH pada pria normalnya:

  • Sebelum pubertas: 0-5.0mIU/mL
  • Selama pubertas: 0,3-10,0 mIU/mL
  • Pria dewasa: 1,5-12,4mIU/mL 

a. Kadar FSH Lebih dari Normal

Kenaikan kadar hormon FSH dapat mengindikasikan bahwa testikel pria tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh:

  • Kelainan genetik
  • Trauma/radiasi
  • Penyalahgunaan alkohol
  • Riwayat obat-obatan seperti steroid
  • Usia lanjut
  • Diabetes tipe 2
  • Riwayat infeksi virus seperti HIV

b. Kadar FSH Kurang dari Normal

Kadar hormon FSH yang kurang dari normal, biasanya mengarah pada perkembangan yang tidak lengkap pada masa pubertas anak. Pada pria, hal ini dapat menyebabkan penurunan fungsi testis dan mengarah ke infertilitas (ketidaksuburan). Kondisi ini disebut dengan Hipogonadotropik-hipogonadisme.

Hipogonadotropik Hipogonadisme pada Pria

Hipogonadisme adalah gangguan fungsi testis yang disebabkan karena masalah pada testis atau sumbu hipotalamus-hipofisis-gonad (alat reproduksi). 

Pria dengan hipogonadisme hipogonadotropik memiliki kadar androgen yang rendah dalam plasma, serta kurangnya atau keterlambatan kematangan seksual. Kondisi ini biasanya ditandai dengan gejala kurangnya libido, depresi, peningkatan jaringan adiposa, dan penurunan fungsi ereksi. 

Gejala Hipogonadisme pada Pria

a. Pada Bayi Baru Lahir

  • Ukuran penis tidak normal (micropenis)
  • Testis yang tidak turun (cryptorchidism)

b. Pada Anak-Anak

  • Tidak adanya pembesaran testis
  • Pertumbuhan terlambat selama masa pubertas

c. Pada Pria Dewasa

  • Kehilangan minat untuk berhubungan seksual
  • Mudah lelah
  • Infertilitas, biasanya karena kekurangan sperma (azoospermia)
  • Disfungsi ereksi
  • Pembesaran payudara (gynecomastia)
  • Kehilangan tonus otot
  • Memiliki lebih sedikit rambut pada wajah atau badan. 

Konsultasikan ke Tenaga Kesehatan!

Apabila kamu merasakan gejala-gejala tersebut, maka pemeriksaan hormon LH dan FSH harus dilakukan. Pemeriksaan kadar hormon LH dan FSH dapat dilakukan melalui pemeriksaan darah di laboratorium. Tes kadar hormon ini juga biasanya disarankan pada pasangan yang kesulitan memiliki anak dan sedang program hamil. 

Segera ke tenaga kesehatan untuk mengetahui dan mengatasi masalahnya!

Hormon LH dan FSH merupakan dua hormon yang penting dalam sistem reproduksi wanita, utamanya untuk ovulasi. Kadar hormon yang cukup dan seimbang sangat berperan dalam keberhasilan program hamil wanita

Share