Today:Saturday, 27 April 2024
operasi caesar dalam berbagai bentuk

Operasi Caesar – Indikasi dan Mekanismenya

Operasi Caesar

Operasi caesar merupakan proses melahirkan bayi melalui sayatan bedah yang dibuat di perut dan rahim ibu. Perencanaan operasi caesar mungkin diperlukan jika terdapat komplikasi kehamilan. Namun, operasi caesar juga dapat dilakukan secara darurat apabila ada kendala selama proses persalinan.

Jika kamu sedang hamil, memahami apa yang terjadi selama dan setelah operasi caesar akan membantumu mempersiapkannya. 

Apa Itu Operasi Caesar?

Operasi caesar merupakan proses melahirkan bayi melalui sayatan bedah yang dibuat di perut dan rahim ibu. Dokter akan menyarankan operasi caesar apabila ada indikasi medis dan operasi caesar dinilai lebih aman bagi ibu, bayi, atau keduanya. Sayatan yang dilakukan pada operasi caesar ada 2 yaitu:

a. Up-and-down (vertikal)

Sayatan ini dibuat mulai dari pusar hingga garis batas rambut pubis. 

b. Across from side-to-side (horizontal) 

Sayatan ini dibuat secara melintang pada garis batas rambut pubis. Sayatan ini lebih banyak dipilih karena penyembuhannya lebih baik dan perdarahan lebih sedikit. 

Indikasi Operasi Caesar

Terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan ibu tidak dapat melahirkan secara normal dan operasi caesar menjadi satu-satunya pilihan. Operasi caesar dapat direncanakan jauh-jauh hari, tetapi juga dapat dilakukan tanpa rencana dikarenakan adanya masalah selama persalinan.

Beberapa kondisi yang menyebabkan operasi caesar menjadi pilihan diantaranya yaitu:

a. Detak Jantung Janin yang Tidak Normal

Detak Jantung Janin (DJJ) merupakan indikator utama keadaan janin selama proses persalinan. DJJ normal berkisar antara 120-160 bpm. 

Jika terdeteksi adanya kelainan DJJ maka kemungkinan terjadi fetal distress. Tenaga kesehatan harus segera melakukan penanganan kegawatan dengan pemberian oksigen, infus dan pengaturan posisi ibu. Namun apabila keadaan tidak membaik, maka operasi caesar diperlukan.

b. Kelainan Posisi Janin 

Posisi normal janin adalah kepala di bagian bawah dan menghadap ke punggung ibu. Namun, pada beberapa kasus, janin mungkin tidak berada pada posisi yang tepat sehingga kemajuan persalinan terhambat sehingga harus dilakukan operasi caesar.

c. Masalah pada Persalinan

Persalinan yang tidak mengalami kemajuan seperti seharusnya hingga terjadi prolong atau pemanjangan di luar batas normal. 

d. Ukuran Janin

Bayi makrosomia (yang memiliki berat >4kg) akan menyulitkan apabila dilahirkan pervaginam. Bayi yang terlalu besar dapat menyebabkan distosia bahu atau penyulit lainnya, sehingga operasi caesar menjadi pilihan. 

e. Masalah pada Plasenta

Kelainan plasenta seperti plasenta previa, yaitu posisi plasenta menutupi jalan lahir, sehingga bayi harus dilahirkan melalui operasi caesar. 

f. Beberapa Kondisi Kesehatan Ibu 

Operasi caesar direkomendasikan pada ibu dengan riwayat penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, HIV, herpes genital, dan penyakit menular seksual lainnya yang merupakan kontraindikasi persalinan pervaginam. 

g. Hamil Kembar 

Operasi caesar diperlukan pada kasus bayi kembar 2, 3 atau lebih. Terutama pada persalinan prematur atau bayi yang posisinya tidak memungkinkan untuk dilahirkan pervaginam. 

h. Riwayat Operasi Caesar

Meskipun ibu yang memiliki riwayat operasi caesar masih dapat melahirkan normal pervaginam, namun operasi caesar mungkin lebih direkomendasikan pada kasus-kasus tertentu untuk mencegah komplikasi. 

Apa Saja Risiko Operasi Caesar?

Seperti halnya tindakan operasi lainnya, operasi caesar juga memiliki beberapa risiko.

a. Risiko untuk Bayi

1. Masalah Pernapasan

Bayi yang lahir dengan operasi caesar terjadwal memiliki kemungkinan yang lebih besar mengalami masalah pernapasan. Bayi biasanya akan bernafas terlalu cepat selama beberapa hari setelah lahir (transient tachypnea).

2. Cedera Operasi

Meski jarang, sayatan yang tidak disengaja mengenai kulit bayi dapat terjadi selama operasi. 

b. Risiko untuk Ibu

1. Infeksi

Setelah operasi caesar, risiko berkembangnya infeksi pada lapisan rahim (endometritis), di saluran kemih, atau di tempat sayatan mungkin dapat terjadi.

2. Kehilangan Darah

Operasi caesar dapat menyebabkan perdarahan hebat selama dan setelah proses melahirkan. 

3. Reaksi Obat Anestesi

Reaksi terhadap obat anestesi dapat dialami oleh beberapa pasien. Reaksi alergi pada obat anestesi dapat berupa rasa mual, muntah, nyeri punggung, sakit kepala atau reaksi lainnya. 

4. Cedera Operasi

Meski jarang, cedera bedah pada kandung kemih atau usus dapat terjadi selama operasi. 

5. Meningkatkan Risiko untuk Kehamilan Selanjutnya

Operasi caesar dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan selanjutnya. Operasi caesar berulang dapat meningkatkan risiko plasenta previa, plasenta akreta, dan ruptur uteri (robekan rahim di sepanjang garis bekas luka). 

Mekanisme Operasi Caesar 

a. Sebelum Prosedur

Sebelum operasi caesar, tenaga kesehatan akan menyampaikan informasi terkait prosedur pelaksanaan operasi. Selanjutnya, akan dilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateter dan pemasangan infus.

Mayoritas operasi menggunakan regional anestesi yang akan bekerja pada tubuh bagian bawah saja. Pilihan anestesi ini membuat ibu tetap sadar selama bayi dilahirkan. Namun, pada beberapa kasus, spiral block, epidural block, atau general anestesi dapat diberikan. 

b. Selama Prosedur

Setelah obat anestesi mulai bekerja, dokter akan melakukan sayatan pada bagian perut dan rahim. Bayi akan dikeluarkan dari sayatan yang telah dibuat.

Dokter akan membersihkan hidung dan mulut bayi dari cairan ketuban, kemudian menjepit dan memotong tali pusat. Plasenta akan dikeluarkan dari rahim dan sayatan ditutup kembali dengan jahitan. 

c. Sesudah Prosedur

Operasi caesar biasanya membutuhkan waktu pemulihan di rumah sakit selama 2-3 hari. Dokter akan memantau bekas luka operasi dan keadaan ibu secara rutin. Ibu dapat mulai menyusui bayinya apabila keadaannya sudah membaik.

Setelah pulang ke rumah, ibu harus cukup beristirahat, menunda berhubungan seksual kurang lebih 6 minggu untuk mencegah infeksi, serta konsumsi makanan bergizi untuk memulihkan tenaga dan mempercepat penyembuhan luka. 

Take Home Message

Cek kondisi jahitan bekas operasi secara berkala. Segera ke fasilitas kesehatan apabila bekas luka operasi berwarna kemerahan, membengkak, keluar cairan, ibu demam, terjadi perdarahan hebat, serta nyeri yang semakin memburuk. 

Untuk memperoleh panduan mengenai makanan bergizi sesuai dengan kondisi ibu pasca operasi caesar, klik link berikut ini!

Share