Today:Saturday, 4 May 2024
makan karena emosi adalah emotional eating

Emotional Eating – Bahaya Dibalik Makan karena “Emosi”

Emotional Eating

Pernahkah kamu karena stres malah jadi makan lebih banyak? Atau senang karena mendapatkan pencapaian tertentu, lalu kalap makan? Jika iya, itu berarti kamu sedang melakukan emotional eating.

Ternyata, emotional eating dapat membahayakan kesehatan tubuh. Mari kenali tentang kebiasaan makan yang sebaiknya kita tinggalkan ini!

Apa Itu Emotional Eating?

Emotional eating adalah makan karena pengaruh/respon dari emosi, baik itu emosi positif seperti senang dan bahagia atau pun emosi negatif seperti sedih dan marah tanpa perduli pada sinyal lapar dan kenyang.

Emotional eating sendiri bukan sebuah gangguan perilaku makan, tetapi merupakan tanda dari gangguan perilaku makan yang dapat berkembang menjadi gangguan perilaku makan.

Penyebab Emotional Eating

Penyebab emotional eating dibagi menjadi dua, yaitu penyebab eksternal dan internal.

a. Penyebab Eksternal

Emosi negatif atau pun positif bisa menjadi penyebab eksternal emotional eating. Contohnya:

  • Sedih karena habis putus dengan pacar
  • Senang karena juara lomba
  • Marah karena pasangan dianggap tidak peka
  • Kecewa karena tempat makan favorit tutup

b. Penyebab Internal

Untuk penyebab internal emotional eating, antara lain:

  • Tidak mengerti emosi/perasaan sendiri
  • Alexithymia (Kesulitan untuk mengerti, memproses, dan mendeskripsikan emosi)
  • Tidak mampu mengontrol emosi
  • Respon hormon kortisol (hormon stres) yang kurang aktif terhadap stres

Mekanisme Terjadinya Emotional Eating

Stres atau emosi negatif dapat merusak kontrol seseorang dalam mengontrol pola makannya yang berhubungan dengan asupan makanan yang mereka paksakan sendiri, terutama saat diet. Akibatnya, tubuh mereka tidak bisa mengenali pembatasan makanan sendiri dan kekurangan makanan, sehingga metabolisme melambat dan rasa lapar meningkat.

Jadi, jangan sampai diet yang dilakukan malah justru menjadi penyebab emotional eating

Dampak Emotional Eating

Karena emotional eating dapat menyebabkan makan terlalu banyak, kebiasaan makan ini dapat menyebabkan obesitas yang berkaitan dengan banyak penyakit metabolik. Saat selesai makan karena respon emosi, biasanya akan ada rasa penyesalan.

Selain itu, jika terbiasa menggunakan makan sebagai mekanisme koping, maka hal ini akan sulit ditinggalkan. 

Solusi Emotional Eating

Lakukan hal ini untuk mengatasi dan mencegah emotional eating:

a. Bedakan Lapar Asli atau Palsu

Membedakan lapar asli dan palsu agar tidak terjadi emotional eating. Ciri lapar asli adalah:

  • Kamu mau makan apa saja, yang penting kenyang
  • Bukan dari respon emosi, tetapi karena kebutuhan sebagai makhluk hidup
  • Tidak harus dipenuhi sekarang juga, bisa ditunda.

b. Manajemen Stres

Kelola stres dengan baik agar emotional eating tidak berlanjut atau dapat dicegah sebelum terjadi.

c. Pelajari Pemicunya

Biasanya kamu lebih sering mengalami emotional eating karena apa? Sedih, kecewa, senang, atau emosi lain? Mempelajari pemicunya dapat mencegah terjadinya emotional eating.

d. Gunakan Meal Log

Catat makanan yang sudah kamu makan dengan meal log. Meal log sendiri tersedia pada aplikasi Sirka.

Dengan meal log, kamu bisa ingat-ingat apakah makanan yang kamu makan ini dimakan karena lapar asli atau karena respon emosi saja. 

Dari meal log, bisa ketahuan apakah makan yang kamu lakukan merupakan hasil dari lapar asli atau palsu serta kapan saja jadwal makanmu. Usahakan untuk selalu makan di jadwal yang sama di setiap harinya

e. Dapatkan Support System

Carilah support system untuk membantumu dalam mencegah/mengatasi emotional eating. Kamu bisa curhat atau stress release dengan mereka.

Contoh support system adalah keluarga,  pasangan, teman dekat, dan ahli gizi.

Mari Hindari Emotional Eating

Wajar saja merasakan emosi karena kita adalah manusia. Yang terpenting adalah bagaimana cara kita merespon emosi.

Makan adalah mekanisme koping yang mudah, terutama jika di tempatmu akses makanannya begitu mudah, tetapi makan merupakan mekanisme koping yang kurang sehat.

Mari hindari emotional eating agar bisa terhindar dari penyakit metabolik dan lakukan mekanisme koping yang jauh lebih sehat seperti olahraga.

Ingin berhenti melakukan emotional eating, ayo klik link ini!

Share